.
musim
semi
kemarilah,
kekasih, mari berjalan di antara puing-puing sebab salju telah mencair.
kehidupan berputar-putar dari tempatnya dan terbang berputar-putar di antara
lembah-lembah dan bukit-bukit. pergilah bersamaku dan kita akan menapaki
tapak-tapak kaki musim semi di ladang kejauhan. kemarilah, mari kita pergi
mendaki puncak-puncak bukit dan melihat dataran pada gelombang-gelombang
kehijauan sekitar kita.
karena
musim semi sudah menanggalkan pakaiannya dan pakaian musim dingin sudah
menggulung ke atas. pohom prem dan buah apel telah memakainya, berhias bagai
pengantin pada malam kudus. cabang-cabangnya berpelukan seperti kerumunan
pecinta. air sungai mengalir, menari di antar bebatuan, menggemakan nyanyian
kebahagiaan. bunga-bunga mekar dari alam seperti buih-buih ombak di lautan.
kemarilah
, mari kita minum tetes-tetes air mata terakhir dari segelas bunga bakung dan
mengisi jiwa kita dengan nyanyian suka cita. sekarang ini adalah saat yang
tepat untuk menghirup dalam-dalam aroma angin sepoi musim semi. mari kita duduk
dekat batu di mana bunga violet bersembunyi, bertukar ciuman cinta.
musim
panas
kemarilah
mari kita pergi ke ladang, sebab hari panen sudah datang. kemarilah sebelum
burung-burung menghalangi langkah kita dan menuai buah-buah dari jerih payah
kita, atau sebelum sekumpulan semut hitam merampas tanah kita. kemarilah mari
kita menuai buah-buah kerja keras kita, bagai jiwa kita yang menuai buah-buah
kebahagiaan yang tumbuh dari benih-benih kesuburan- benih-benih yang di tanam
oleh cinta di dalam kedua hati kita . mari kita ke lumbung dengan hasil segala
panen, bagai kehidupan yang mengisi penuh lumbung kita dengan segala perasaan.
kemarilah,
pendamping hidupku, mari kita berbaring sejenak di atas rerumputan dan
jadikanlah surga sebagai selimut kita. mari letakkan kepala kita di atas jerami
segar dan beristirahatlah dari hari-hari panjang yang melelahkan, sambil
mendengarkan bisikan-bisikan malam yang menggema di lembah-lembah nun di bawah
sana.
musim
gugur
mari
kita pergi ke kebun anggur, kekasihku, dan kita menuai buah anggur, mengisi
kaleng jiwa kaleng kita dengan sari buah bagai jiwa kita yang dipenuhi dengan
kebijaksanaan dari generasi ke generasi. mari kita kumpulkan buah-buah kering
dan menyuling bunganya sendiri untuk mempertahankan aroma indah yang tetap
melekat.
mari
kita kembali ke tempat tinggal kita, sebab warna daun-daun pepohonan sekarang
sudah mulai kecoklatan dan bertaburan di terpa angin. angin akan menjadikannya
seperti kain kafan yang membalut daun-daun mati dalam kerinduannya akan musim
panas yang meningalkan mereka. mari kita pergi, sebab burung-burung telah
berterbangan menuju pantai membawa keramah tamahan padang rumputdan meniggalkan
kesedihan pohon melati dan semak belukar untuk menghapus air mata terakhir ke
tanah.
mari
kita pulang kembali, karena sungai-sungai di lembah sudah berhenti meluap.
musim semi telah menghapus air mata kebahagiaan. bukit-bukit telah tersingkap
oleh jubah-jubah yang indah. kemarilah kekasihku, sebab alam telah digoda
dengan kelesuan dan mengucap selamat tinggal kepada kesadaran di alunan sedih
nihavand
musim
dingin
kemarilah
mendekat, pendamping hidupku, mendekatlah dan jangan biarkan embusan nafas
dingin memisahkan kedua tubuh kita. duduklah disampingku, dekat perapian, sebab
api adalah buah termanis di musim dingin. ceritakan kepadaku tentang
waktu-waktu yang telah berlalu, sebab telingaku sudah letih dengan suara-suara
embusan angin yang penuh kesedihan. mendekatlah ke jendela pintu, sebab suasana
cuaca yang tampak marah mengagetkan jiwaku dan suasana kota diam bagai wanita
yang hilang di bawah lapisan salju, menhimpitiku.. isilah lentera dengan
minyak, oh.. pendamping hidupku. taruhlah itu di dekatku, sehingga aku dapat
melihat apa yang telah dihias malam pada wajahmu. bawalah kemari kendi penuh
anggur dan mari minum bersama, dan kita akan mengingat hari-hari
kemarilah
mendekat, kekasih jiwaku, sebab apabila berhenti menyala dan abu telah
menutupinya. peluklah aku, sebab cahaya lentera sudah hilang dan kegelapan
sudah datang mata kita sudah terasa berat oleh minuman anggur. pandanglah
mataku dengan matamu yang dibayangi tidur. peluklah aku, sebab salju telah
mengalahkan semua, kecuali kecupanmu. oh.. kekasihku, berapa dalamkah lautan
tidur kita, berapa jauhkah pagi akan datang di dunia.
gibran


