Saturday, September 29, 2012

Reliabilitas Suatu Tes


  1. Pengertian Reliabilitas
Telah banyak diterangkan bahwa dalam persyaratan sebuah tes, reliabilitas merupakan hal yang berhubungan dengan masalah kepercayaan. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. [1]
Kata reliability berasal dari kata rely  yang artinya kepercayaan dan reliable yang artinya dapat dipercaya[2]
Dapat disimpulkan bahwa reliabilitas adalah suatu tes yang mana mampu menunjukkan konsistensi hasil pengukurannya yang diperlihatkan dalam taraf ketepatan dan ketelitian hasil dari suatu  tes tersebut. [3]
suatu pengukuran dikatakan reliable atau dikatakan mempunyai reliabilitas yang tinggi, jika pengukuran dilakukan berulang-ulang dengan alat yang sama terhadap objek dan subjek yang sama, namun tetap menghasilkan data yang relative sama. Sebagai ilustrasi, mohammad (1996) memberikan contoh bahwa meteran merupakan alat ukur yang dapat mengukur panjang atau lebar objek secara ajeg. Pengukuran panjang meja belajar, misalnya dapat dilakukan dengan penggaris secara berulang-ulang, dengan hasil pengukuran yang relative sama, tanpa bergantung pada waktu dan orang yang melakukan pengukuran. Ia menambahkan bahwa pengukuran dibidang pendidikan tidak selayaknya seperti karet. Dalam pengukuran panjang, karet dapat menghasilkan kelebihan beberapa cm, tetapi pada waktu yang lain dapat berkurang beberapa cm. [4]


Metode Penentuan Taraf Reliabilitas Suatu tes
            Untuk menentukan reliabelitas suatu instrument dapat menggunakan berbagai metode antara lain: test-retest (koefisien stabilitas), bentuk parallel, belah dua, kuder-Richardson ke 20. Ke 21 dan koefisien Alpha. Masing-masing metode dibahas sebagai berikut:
  1. Test retest (tes retest method)
Koefisien stabilitas atau Test resert ini suatu tes dipakai dalam dua kesempatan pengukuran. Pengukuran dapat dilacak dengan cara memberikan instrument yang sama kepada sekelompok subjek yang sama dua kali.
Kondisi waktu pengukuran dan ulangannya diusahakan agar kurang lebih sama. Misalnya waktu pengukurannya sama (kedua pengukuran tersebut dilaksanakan antara pukul 08.00-10.00) lama pengukurannya sama (90 menit), aturan tata tertib sama, pengawasnya sama dan sebagainya. Demikian pula kelompok siswa yang dilibatkan pada pengukuran satu dan ulangannya juga sama, kemudian hasil pengukurannya dari dua kesempatan tersebut diperbandingkan dengan menggunakan teknik statistic tertentu.
Skor yang diperoleh peserta pada tes I dikorelasikan dengan skor yang diperoleh pada tes II. Besar kecilnya koefisien korelasi yang diperoleh menunjukkan tingkat reliabilitas dari tes tersebut.
Waktu
TES
     RETEST
Cara test retest mempunyai beberapa kelemahan , yaitu:
  1. Jangka waktu yang terlalu pendek antara tes I dan II dapat memberikan practiceeffect
  2. Jangka waktu yang terlalu lama berarti memberikan kesempatan kepada subjek untuk berkembang terus.
  3. Kurang efektif, karena harus dua kali pelaksanaan pengukuran.
  4. Sulit menciptakan kondisi yang sama dalam penyelenggaraan dua kali tes.

Contoh perhitungan
Tabel: Data test retest kemampuan Tatbiq Taqwim

No
X1
X2
X1
X2
X1
X2
X1x2
1
20
22
0.3
1.8
0.09
3.24
0.54
2
19
20
-0.7
-0.2
0.49
0.0
1.14
3
22
22
2.3
1.8
5.29
3.24
4.14
4
17
18
-2.7
-2.2
7.29
4.84
5.94
5
24
24
4.3
3.8
18.49
14.44
16.34
6
17
16
-2.7
-4.2
7.29
17.64
11.3
7
20
21
0.3
0.8
0.09
0.64
0.24
8
15
17
-4.7
-3.2
22.09
10.24
15.04
9
24
23
4.3
2.8
18.49
7.84
12.04
10
19
19
-0.7
-1.2
0.49
1.44
0.84

197
202


80.1
63.6
66.6



Keterangan:
X1 = skor tes pertama meanX1=197:10=19.7
X2= skor tes kedua meanX2= 202:10=20.2
X1= simpangan perskor dari meanX1
X2= simpangan perskor dari meanX2

Koefisiensi korelasi dapat dicari dengan rumus
 ∑x1x2
r =
√∑x12 ∑x22

66.6
r =
√80.1x63.6

  66.6
r =
√5094.36

 66.6
r =
√71.37
 
   = 0.933
  1. Koefisien Ekuivalen
Ekuivalen dimaksudkan sebagai kesepadanan atau kesejajaran antara instrument yang satu dengan instrument lainnya yang keduanya akan digunakan untuk mengukur variable yang sama. Koefisien ekuivalen dilacak dengan cara mengkorelasikan dua perangkat skor hasil pengukuran dengan instrument I dan II. Jika angka kolerasinya tinggi, kedua instrument tersebut dapat dikatakan sepadan atau ekuivalen. Ada beberapa cara untuk melacak koefisien keajegan internal, yaitu:

1.      Cara belah dua
Satu tes dipakai dalam satu pengukuran pada sekelompok siswa, hasil dari satu tes dibagi atau dibelah menjadi dua bagian, yakni bagian pertama yang dapat berupa hasil atau skor yang berasal dari item-item bernomor gasal, dan bagian kedua berasal dari item-item bernomer genap, mengkorelasikan dua perangkat skor yang menghasilkan tingkat reliabilitas separoh instrument.
Rumus Spearman Brown:
2 x Reliabilitas separoh tes
Reliabilitas utuh =
1 + reliabilitas separoh tes
Contoh penghitungan
Pada table disajikan data distribusi skor tes dari sepuluh pserta denagn 10 butir sebagai persiapan untuk penghitungan konsistensi internal belah dua.
Jumlah skor belahan ganjil dan genap kemudian di masukkan pada table berikutnya dan dilakukan penghitungan lebih lanjut sebagai persiapan untuk memperoleh kkoefisien korelasi belah dua.
Kelompok ganjil dan genap

subjek
Nomer Butir
Belahan gjl – gnp
X
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

A
1
1
2
2
1
0
1
1
2
2
2
2

9
8
17
B
0
0
2
1
0
0
2
2
1
2
0
1

5
6
11
C
0
0
2
2
0
0
1
0
2
2
0
0

5
4
9
D
2
2
2
2
1
0
0
2
2
2
1
0

8
8
16
E
2
2
2
2
1
2
2
2
1
1
0
0

8
9
17
F
0
0
2
2
2
2
1
1
1
1
2
1

8
7
15
G
1
0
1
1
2
2
0
1
0
0
0
0

4
4
8
H
0
0
0
0
1
1
1
1
1
0
0
0

3
2
5
I
2
2
2
2
2
2
2
1
2
2
2
2

12
11
23
J
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0

4
3
7



















Keterangan:
Belahan gnj       = jumlah skor pada butir 1+3+5+7+9+11
Belahan gnp      = jumlah skor pada butir 2+4+6+8+10+12
X                     = jumlah skor pada keseluruhan butir
r = ∑ X1 X2
   √∑x12 ∑x12
70.8
r = 
     √72.34 x 75.6
r = 70.8
    √5468.904
r = 70.8
    √73.98
= 0.957

Data belah dua skor tes tatbiq sharfi

No  
X1
X2
X1
X2
X12
X22
X1X2
1
9
8
2.4
1.8
5.76
3.24
4.32
2
5
6
-1.6
-0.2
2.56
0.04
0.32
3
5
4
-1.6
-2.2
2.56
4.84
3.52
4
8
8
1.4
1.8
1.96
3.24
2.52
5
8
9
1.4
2.8
1.96
7.84
3.92
6
8
7
1.4
0.8
1.96
0.64
1.12
7
4
4
-2.6
-2.2
6.76
4.84
5.72
8
3
3
-3.6
-4.2
12.96
17.64
15.12
9
12
11
5.4
4.8
29.16
23.04
25.92
10
4
3
-2.6
-3.2
6.76
10.24
8.32

66
62


72.34
75.6
70.8

Keterangan:
X1 = skor belahan ganjil           meanX1 = 66:10 = 6.6
X2 = skor belahan genap          meanX2 = 62:10 = 6.2
X1 = simpangan perskor dari meanX1
X2 = simpangan perskor dari meanX2
Data tersebut selanjutnya dimasukkan kedalam rumus korelasi yang telah dikemukakan untuk memperoleh korelasi separoh soal.
r =        ∑x1x2
√∑x12∑x2 2

Dengan menggunakan rumus Spearman Brown:

2 x Reliabilitas separoh tes
Reliabilitas utuh =
1 + reliabilitas separoh tes



  2 x 0.957
Reliabilitas utuh (r)        =
  1 + 0.957
                                       1.914
                                    =
                                        1957
2.      Rumus kuder-Richardson (KR) ke- 20 dan 21
Dengan metode kuder-richardson akan diperoleh koefisien reliabilitas suatu tes yang tinggi apabila distribusi skor-skor yang diperoleh dari tes tersebut merupakan distribusi normal. Dengan kata lain taraf kesukaran cenderung cukupan dan sekelompok peserta tes merupakan kelompok yang cukup heterogen (deviasi standarnya cukup besar).
Data-data yang diperlukan untuk menggunakan metode ini:
a.       Harga atau prestasi rata-rata dari kelompok, yang dinyatakan dalam mean (M)
b.      Devisiasi standar dari kelompok (S)
c.       Taraf kesukaran dari setiap item (IK=p)
d.      Jumlah item (n)
Rumus Kuder-Richardson:
a)      KR 20
rxx = k
      k-1 1- ∑pq)
             Sx2
Dimana       K= jumlah butir dalam instrument
                   P= proporsi individu yang menjawab suatu butir dengan benar
                  q= proporsi individu yang menjawab salah (atau q = 1-p)
                  pq = varian dari satu butir yang di skor
                  Sx2= varian skor total


[1] Suharsimi arikunto, dasar-dasar Evaluasi pendidikan. (Jakarta: Bumi Aksara, 1987), hal. 81
[2] Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Surakarta: Pustaka Belajar, 2011), hal. 155
[3] Masidjo, penilaian Pencapaian hasil belajar Siswa di Sekolah, (Yogyakarta: kanisius, 1995), hal. 209
[4] Muhammad ainin dkk, Evaluasi dalam Pembelajaran Bahasa Arab, (malang: Misykat, 2006),hal. 32

No comments:

Post a Comment